Gempa Bumi, Bagaimana Proses Terjadinya

Gempa Bumi Terbesar di Dunia

Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang paling menakutkan di dunia ini. Ada puluhan bahkan ratusan gempa yang sangat dahsyat dan menyebabkan ribuan bahkan jutaan nyawa melayang. Beberapa gempa yang tercatat sebagai gempa terdahsyat diantaranya adalah gempa yang terjadi pada 23 Januari tahun 1556 di Shensei, China. Gempa tersebut memakan korban jiwa hingga 830.000 orang. Gempa bumi tersebut memiliki kekuatan hingga 8 skala Richter.

Gempa bumi
Photo by Sarah Crego on Unsplash

Gempa lain yang juga terkenal karena memakan banyak korban jiwa adalah gempa yang terjadi di Suriah pada tanggal 9 Agustus tahun 1138. Gempa bumi tersebut memakan korban jiwa hingga 230.000 orang. Di negara kita, gempa paling dahsyat terjadi pada tahun 2004. Tepatnya pada tanggal 26 Desember yang terjadi di Sumatera. Gempa bumi tersebut memiliki kekuatan sekitar 9.1 skala Richter yang menyebabkan kematian hingga 227.898 jiwa. Gempa yang sangat dahsyat tersebut sebanding dengan kekuatan 1.000 bom atom.

Gempa di Indonesia tersebut dianggap sebagai gempa terbesar ketiga di dunia sejak tahun 1900 selain gempa di Alaska serta gempa di Asia Selatan yang menyebabkan kematian lebih dari 300 ribu jiwa.

Jenis-jenis gempa bumi

Gempa bumi biasanya digolongkan ke dalam beberapa kategori berdasarkan: kedalaman, kekuatan gelombang, episentrum, dan berdasarkan penyebabnya.

Gempa bumi yang pertama adalah gempa yang didasarkan pada kedalaman. Gempa bumi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu, gempa dangkal, gempa pertengahan dan gempa dalam. Gempa bumi dangkal biasanya terjadi di kedalaman kurang lebih 100 km dari permukaan bumi. Sedangkan gempa pertengahan akan terjadi di kedalaman antara 100 hingga 300 KM di bawah permukaan bumi. Sedangkan gempa dalam terjadi di kedalaman lebih dari 300 km dari permukaan bumi.

Gempa bumi lainnya adalah gempa yang didasarkan pada penyebabnya. Setidaknya ada tiga jenis gempa bumi berdasarkan faktor penyebab diantaranya adalah gempa vulkanik yang diakibatkan karena adanya letusan gunung merapi atau karena adanya magma. Yang kedua adalah gempa akibat runtuhan atau yang dikenal juga dengan istilah gempa terban. Sedangkan yang ketiga adalah gempa tektonik yang diakibatkan karena pergeseran lempengan.

Gempa berdasarkan episentrumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu gempa linier dan gempa Sentral.

Terakhir, gempa yang didasarkan pada kekuatan gelombangnya memiliki tiga bagian yaitu: gempa yang diakibatkan karena gelombang primer memiliki kecepatan antara 7 Hingga 14 km per detik. Dan yang kedua adalah gempa akibat gelombang sekunder yang merambat dengan kecepatan sekitar 4 hingga 7 kilometer per detik. Gempa yang dikategorikan berdasarkan kekuatan gelombangnya yang terakhir adalah gempa akibat gelombang panjang yang memiliki kecepatan mencapai 3 hingga 4 kilometer per detik.

Proses terjadinya gempa bumi

Istilah “gempa” mengacu pada getaran tanah yang disebabkan oleh energi yang dilepaskan ke dalam bumi Akibat adanya gelombang seismik. Hal tersebut bisa terjadi karena sebenarnya bumi yang kita pijak ini bergerak dan melakukan pergeseran didalamnya. Para ahli mengatakan bahwa gempa bumi biasanya diawali akibat pergerakan yang terjadi di titik interior bumi. Apabila terjadi tekanan dan pergeseran, ada beberapa bagian dari lapisan di dalam bumi yang sangat rapuh akan menciptakan sebuah sesar atau pergeseran yang kita rasakan sebagai gempa. Sebagian besar gempa bumi diakibatkan karena tumbukan antar lempeng atau patahan. Gempa model ini dikenal dengan istilah gempa tektonik.

Apabila batuan yang berada di kerak bumi mengalami tekanan akibat pergerakan lempengan yang ada di landasan benua, maka gempa bumi akan terjadi. Lempengan lempengan tersebut adalah lempengan yang berada di samudera atau di sebuah benua. Pada prosesnya, ketika lempengan yang ada di samudera atau lempengan yang ada di benua tersebut bergesek dan saling bertabrakan, hal itu akan mengakibatkan gelombang kejut (gempa).

Baca Juga

Comments